Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.
Renungan Singkat:
Saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Siapapun pasti akan sedih jika anaknya sedang berada dalam penderitaan. Karena anak adalah anugerah Tuhan, maka seorang ibu pasti akan selalu menjaga anaknya agar selalu dalam keadaan baik. Demikian juga dengan Maria, ibu Yesus. Ketika Yesus berada dalam penderitaan, Maria ibu-Nya selalu berada di dekat-Nya untuk mendampingi Anaknya. Karena begitu besar rasa sayang dan cinta Maria akan anaknya, maka ia selalu berada di dekat salib Anaknya. Maria ingin tahu keadaan anaknya selama dalam perjalanan penyaliban menuju puncak bukit Golgota.
Saudaraku dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Maria telah dipilih Allah menjadi perantara bagi kita. Melalui Maria, Allah mengutus Yesus datang ke dalam dunia. Karena itu, Maria dengan penuh tanggung jawab menjaga Yesus hingga wafat di kayu salib. Penderitaan Yesus adalah ujian iman yang berat bagi Maria, dan dengan penuh kerendahan hati Maria berserah kepada Tuhan. Ya Tuhan, jadilah kehendak-Mu.
Karena begitu besar iman Maria akan kuasa Allah dalam hidupnya, maka Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya, ibu-Ku adalah mereka yang melakukan kehendak Allah. Yesus mau menegaskan kepada kita bahwa Maria adalah pelaku Firman Allah yang sempurna di hadapan Allah.
Karena itu, sebelum Yesus wafat Ia berkatalah kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!". Yesus menyerahkan murid-murid-Nya kepada Ibu-Nya dan menyerahkan ibu-Nya kepada murid-murid-Nya. Mulai saat itu, murid-murid Yesus menerima Maria sebagai seorang Ibu yang mendampingi mereka.
Firman ini, masih sulit dilakukan oleh murid-murid Yesus jaman sekarang. Bahkan ada yang masih menolak menerima Maria sebagai ibu orang beriman kepada Allah dalam nama Yesus. Ironisnya lagi, ada yang menyalahkan kalau menerima dan menghormati Maria sebagai ibu kita orang beriman. Yesus telah menyerahkan Maria bagi kita semua yang mengaku sebagai murid Yesus. Karena itu, marilah kita menerima dan menghormati Maria dalam kehidupan iman kita.
Yesus mengajar kita untuk menghormati orang tua kita, agar umur kita ditambahkan. Kalau kita mau menghormati ibu kita secara duniawi yang melahirkan kita, maka kita pun harus menghormati Maria sebagai ibu secara rohani yang melahirkan kita secara rohani di dalam iman kepada Allah dalam nama Tuhan Yesus.
Yesus sudah berdoa untuk kita kepada Allah Bapa kita di surga, bahwa kita di dalam Yesus dan Yesus di dalam kita sama seperti Bapa di dalam Yesus dan Yesus di dalam Bapa. Jika kita mengakui dan menerima Firman Tuhan Yesus ini, berarti kita berada di dalam Yesus bersama bunda-Nya. Berbahagialah kita semua sebagai murid-murid Yesus yang telah menerima Maria sebagai ibu kita dalam kehidupan iman kita setiap hari. Alleluyah. Amin.
Syallom.